" Jadi enggak inget kalau kita janjian? dasar pikun!'
Sepertinya kita sudah familiar dan akrab sekali dengan kata PIKUN ini yah.. sampai-sampai untuk halkecil yang kita lupakan, kita langsung menyebut kata yang satu ini.
Lalu sebenarnya apa yah yang dimaksud dengan pikun ini?
Demensia atau pikun, adalah penyakit yang menyebabkan sel otak memburuk dan mati lebih cepat dari biasanya. Ini bukan bagian dari proses penuaan normal, dan pada saat ini, belum ada obat yang dapat menyembuhkan Demensia. Demensia menyebabkan penurunan kemampuan mental, penilaian dan perilaku. ( sumber : https://www.mountelizabeth.com.sg/)
Pikun atau Demensia atau Alzheimer ini memiliki beberapa gejala yang tampak yaitu diantaranya sering hilang ingatan, sulit melakukan kegiatan harian, sering bingung, sulit menentukan kata dan angka, sering berubah suasana hati dan perilaku.
Naah.. jadi kalau mau dirunut lagi ternyata itu bisa dibilang penyakit yang bisa dicegah dan itu artinya tidak semua proses penuaan harus dibarengi dengan pikun, dan saya mengenal beberapa orang yang sampai diusia 70 bahkan 80 tahun ingatannya masih bagus tanpa ada tanda-tanda kepikunan sampai ajal menjemput mereka.
Masalah inilah yang diangkat dalam Seminar Kesehatan rangka Peringatan Hari Alzheimer Sedunia dan juga berbarengan dengan Hari Lansia Nasional 2020.
Acara berbentuk Festival yang digelar secara daring ini menghadirkan ratusan peserta yang terdiri dari rekan-rekan medis, teman-teman media dan juga masyarakat umum yang ingin mengetahui labih banyak tentang Alzheimer atau demensia.
Acara dimulai dengan sambutan secara resmi oleh Ibu dr.Siti Khalimah,SpKJ,MARS selaku Direktur P2 Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza, beliau menjelaskan tentang tema yang diangkat di festival tahun ini adalah Pengendalian dan pencegahan penyakit alzheimer ini dengan berbagai upaya yang bisa dilakukan.
Beberapa upaya bisa dilakukan agar penyakit demensia ini bisa dicegah diantaranya :
- menggerakkan dan memberdayakan GERMAS
- Mendorong dan menfasilitasi penyebaran informasi mengenai demensia ini ke masyarakat.
- Pengembangan kegiatan deteksi dini, terutama untuk kalangan masyarakat yang beresiko.
- Memudahkan masyarakat mendapatkan akses kesehatan yang berkaitan dengan demensia.
- Meningkatkan surveilans epidomologi demensia di seluruh pelayanan kesehatan.
- Mendukung pengembangan kemitraan lintas program dan sektor baik di pemerintah maupun swasta.
Acara selanjutnya diisi dengan pemaparan beberapa narasumber dan juga pembagian ruang meeting, khusus tenaga media dan masyarakat umum.
Untuk kalangan dokter tema yang diangkat adalah :
- Pentingnya pengobatan sejak dini pasien Demensia
- Kendala dan tantangan dokter dalam mengobati pasien Demensia
Untuk Masyarakat umum, tema yang diangkat adalah :
- Obati pikun dengan mengenal gejalanya.
- Demensia dimasa pandemi.
Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) PERDOSSI, DR.dr. Dodik Tugasworo mengungkapkan pentingnya edukasi kepada masyarakat tentang apa dan bagaimana mengatasi gejala demensia ini, karena itulah kampanye edukasi #Obatipikun ini dihadirkan dalam Festival Digital Bulan Alzheimer Sedunia, disini diharapkan peserta mendapatkan penjelasan yang tepat mengenai Demensia.
Bersama PT.Eisai Indonesia (PTEI) Festival ini akhirnya berlangsung dengan lancar dan sangat komunikatif, perusahaan farmasi dengan filosofi human health care ini telah berkontribusi besar dalam dunia farmasi Indonesia selama lebih dari 50 tahun.
Presiden Direktur PTEI dr.Iskandar Linardi mengatakan kalau festival ini menjadi sangat penting untuk edukasi ke masyarakat agar nantinya mereka lebih aware dengan gejala demensia.
Ingin tahu lebih banyak dan mendeteksi dini Demensia, ada aplikasinya lho..
Di acara Festival digital ini sekaligus juga diperkenalkan ke masyarakat salah satu aplikasi khusus yang berkaitan dengan Demensia Alzheimer ini.
Saya juga agak awam tentang Demensia ini, dan saat narasumber di acara ini, yaitu dr.Pukovisa Prawiroharjo mengenalkan salah satu aplikasi yang sangat berguna buat mencari tahu lebih banyak tentang Demesia, bahkan untuk mendeteksinya.
Nama aplikasinya adalah EMS - Sahabat Kesehatan Otak Keluarga, disitu kita bisa mendapatkan banyak informasi dari para dokter ahli Neurologi, juga posisi dokter ahli tersebut yang berdekatan dengan kita, selain itu dalam aplikasi ini kita juga bisa menscreening diri kita atau keluarga kita akan gejala Demensia Alzheimer ini.
Naah.. setelah bergabung dengan acara ini semakin membuka mata saya tentang apa itu Demensia Alzheimer dan bagaimana mengatasinya atau mungkin mencegahnya dengan rajin konsumsi buah dan sayur, rajin menstimulasi otak, bersosialisasi dan berpikir positif, serta menjaga kesehatan jantung dengan rajin berolahraga bisa jadi beberapa ikhtiar kita agar terhindar dari Demensia Alzheimer ini.
Dan juga yang tak kalah pentingnya adalah selalu menjaga kenangan indah keluarga diyakini mampu menjaga kesehatan otak sehingga menghindarkan kita dari kepikunan.
No comments:
Post a Comment