Saat kita sibuk mau pilih menu apa hari ini, di belahan bumi lain ada yang bahkan bingung bagaimana harus makan hari ini.
Suatu hari saya
datang ke satu acara yang digelar sebuah perusahaan ternama, acaranya di salah
satu hotel berbintang di Jakarta, tempatnya mewah, dekorasi ruangannya sempurna
dan makananya sangat melimpah.
Saking
melimpahnya makanan, beberapa kali saya melihat undangan yang hadir hanya
mengambil saja makanan itu, lalu dimakan sedikit dan akhirnya di letakkan
begitu saja di sembarang tempat, tanpa memperdulikan akan diapakan makanan itu.
Padahal sadar
atau tidak keadaan kita yang Alhamdulillah bekelimpahan makanan, apalagi
makanan pokok (nasi) ternyata berbanding terbalik dengan keadaan di salah satu
bagian lain bumi kita, tepatnya di sebagian benua Affrika, jangankan berlebihan, mereka hidup
dalam kekurangan bahkan bisa dibilang kelaparan.
Krisis pangan
yang dialami sebagian wilayah di benua Affrika ini merupakan isu kemanusiaan
yang kita tidak bisa acuh saja, negara-negara mayoritas Muslim seperti Somalia,
Yaman, Sudan selatan dan Nigeria memiliki angka kelaparan tinggi, jutaan nyawa
manusia berusaha bertahan dengan asupan makanan yang sangat minim.
Kelaparan ini
disebabkan oleh beragam hal, mulai dari kekeringan, karena memang kondisi
alamnya, ataupun konflik berkepanjangan yang diciptakan oleh pihak-pihak yang
berkepentingan.
Angka-angka
mengerikan sempat membuat ujung mata saya basah, sebut saja di Somalia ada 6,2
juta jiwa kelaparan, 22 juta anak mal nutrisi, 14 juta penduduk rawan pangan
dan 1 anak meninggal setiap 10 menit,
atau di Sudan Selatan ada 5,65 jiwa kelaparan, 2.300 anak meninggal setiap
hari, 2 juta jiwa mengungsi mencari suaka dan 244 ribu anak mengalami kekurangan gizi akut, belum lagi di Nigeria
atau Yaman yang juga memiliki angka-angka fantastis itu.
Saya membayangkan
diantara yang kelaparan itu pastilah sebagian besar anak-anak, yang sebenarnya
membutuhkan asupan gizi yang cukup untuk tumbuh kembangnya, membayangkan
anak-anak itu kadang membuat saya sedih sekali.
Mereka jauh, apa yang bisa kita perbuat ?
Memang benar,
letak geografis mereka sangat jauh dari kita, tapi bukan berarti kita tidak
bisa melakukan apa-apa, ada satu gerakan yaitu Kapal Kemanusiaan
Aksi Cepat Tanggap yang InsyaAllah akan
berusaha mengurangi angka-angka kelaparan itu, kenapa memilih kapal sebagai
media transportasinya? karena dianggap
kapal lebih tepat menyalurkan bantuan ke negara-negara itu yang merupakan
kepulauan, dan daya jangkaunya lebih luas.
Aksi ini tidak
muluk-muluk misinya, yaitu mengumpulkan beras yang merupakan makanan pokok
untuk selanjutnya akan dikirim ke negara-negara itu, karena ternyata beras atau
nasi juga menjadi makanan pokok di negara-negara itu.
Rencana beras
yang akan dikumpulkan adalah sejumlah 25 ribu ton beras, dan yang terkumpul sekarang
hingga saat ini menurut statistik penghimpunan #BerasUntukKelaparanAfrika jumlahnya masih sekitar 1400 an ton
beras, masih sekitar 5% , masih jauh dari target.
Tapi dengan
optimisme tinggi aksi ini berharap kalau target ini bakal terpenuhi, dalam 38
hari kedepan semoga hati para donatur tergerak untuk bisa ikut serta dalam
mensukseskan aksi ini.
Sebagai orang tua
yang juga memiliki anak-anak yang sedang bertumbuh mungkin banyak yang
merasakan hal yang sama seperti saya rasakan, sedih karena ada banyak anak lain
yang seumuran anak kita terkapar lemah kelaparan dan ikut serta dalam aksi ini
mungkin bisa jadi jawaban.
Bantuan bisa
berupa donasi uang tunal atau dalam bentuk beras, yang nantinya akan
dikumpulkan di titik-titik yang telah ditentukandan selanjutnya akan diteruskan
ke negara-negara itu menggunakan Kapal Kemanusiaan Aksi Cepat
Tanggap ini, untuk mengetahui bagaimana aksi ini
berjalan atau bagaimana cara pendistribusian beras-beras ini bisa cek situs
resminya act.id
Sekecil apapun
apa yang kita lakukan untuk aksi ini akan sangat bermanfaat, karena gunung yang
besar juga terbangun dari pasir-pasir kecil kan ? dan sekarang 20 juta nyawa
menggantungkan harapan hidupnya pada kita.