Menjadi orang tua dengan anak berkebutuhan khusus sangat tidak mudah,
bahkan terkadang menerima predikat itu saja akan menjadi begitu berat
bagi sebagian orang, bukan bermaksud menggurui, saya hanya sedikit
berbagi dan syukur-syukur kalau tulisan ini bisa menyebarkan semangat
buat yang mampir untuk membacanya.
Sebelum membahas
jauh-jauh bagaimana sikap kita sebagai orang tua dengan anak
berkebutuhan khusus, kayaknya ada baiknya kita tahu dulu apa sih yang dimaksud dengan Anak Berkebutuhan Khusus itu.
Tidak setiap anak mengalami perkembangan normal. Banyak di antara mereka yang dalam perkembangannya mengalami hambatan, gangguan, kelambatan, atau memiliki factor-faktor resiko sehingga untuk mencapai perkembangan optimal diperlukan penanganan atau intervensi khusus. Kelompok inilah yang kemudian dikenal sebagai anak berkebutuhan khusus.(diambil dari http://pendidikanabk.blogspot.co.id/2011/10/definisi-anak-berkebutuhan-khusus.html)
Anak
ketiga saya, Hania lahir dengan berat badan normal lewat persalinan
sesar, di usia 2 tahun, saya merasa ada yang salah dengan
perkembangannya, saat teman-teman seumurannya sudah mulai lancar bicara,
Hania masih belum ada tanda-tanda mengeluarkan kata-kata, dan akhirnya
saya putuskan untuk mulai mengambil tindakan serius untuknya, saya mulai
konsultasi ke Dokter Spesialis Tumbuh kembang dan menjalani beberapa
terapi.
Nah..
dari tempat terapi itu, saya bertemu dengan banyak orang tua yang juga
memiliki persoalan yang sama, bahkan kebanyakan lebih berat dari saya,
dari situ saya menyimpulkan beberapa poin penting yang bisa kita
terapkan
*kalau mau menambahkan silahkan*
Cintai dan terima anak kita apaadanya
Ini
adalah syarat utama, apapun keadaanya, terima dan syukuri keberadaanya,
jangan pernah merasa kecewa sedikitpun, selalu berpikir kalau kita ini
sangat istimewa sehingga Allah memberikan anak yang istimewa untuk kita,
jangan pernah membandingkan dengan anak orang lain.
Cari informasi sebanyak-banyaknya
Bila
anak kita terindikasi mengalami kebutuhan khusus jangan pernah tutup
mata, jangan menjadi orang tua pasif, diusia berapa anak mulai berjalan,
diusia berapa anak mulai bisa mengucapkan kata-kata, kenapa anak kita
tidak ada eye contact, semakin dini diketahui semakin baik.
Jangan
pernah menutup mata dengan perkembangan anak kita, banyak sumber
informasi terpercaya yang bisa kita dapatkan baik dari Posyandu,
searching di internet, televisi atau tenaga kesehatan, tapi meskipun
demikian banyak informasi yang didapat tapi tetap dengarkan kata hati,
karena biasanya instink orang tua tepat dan baik untuk anak-anaknya.
Selain
itu juga caritahu bagaimana anak berkebutuhan khusus kita bisa
berkembang dengan baik, salah satunya dengan mencari sekolah inklusi atau khusus ABK yang tepat untuk anak kita (bila sudah masuk usia sekolah)
Saya
saat mengetahui Hania mengalami speech delay dan gangguan konsentrasi,
sempat menemui beberapa Dokter Tumbuh Kembang, dan mereka mendiagnosa
berbeda-beda untuk masalah hania ini, dan saya akhirnya memilih
pengobatan dan terapi yang menurut saya sesuai untuknya.
Banyak
saya dengar kasus orang tua yang tak pernah membiarkan anaknya untuk
keluar rumah karena sering tantrum dan bertindak aneh, atau dia tak mau
repot menggendong-gendong atau mengawasi anaknya saat dikeramaian, kalau
saya berpendapat lain, selama persiapannya bagus sebenarnya tidak
mengapa mengajak si "spesial" ini jalan-jalan dan bersosialisasi dengan
anak lain asal yah itu selalu diawasi.
Beri perhatian lebih tapi bukan semua perhatian
Tak
bisa dipungkiri kalau orang tua dengan anak berkebutuhan khusus akan
rela memberikan waktunya untuk si anak 24 jam sehari, tapi perlu diingat
terutama untuk orang tua dengan anak lebih dari satu, kalau perhatian
kita tak hanya untuk si "spesial" ini, ada anak lain yang juga butuh
kasih sayang dan perhatian kita, lebih bijaknya kalau kita juga berikan
perhatian yang sama besar untuk anak yang lain agar saudaranya ikut
memberikan kasih sayang dan perhatian untuknya.
Hania adalah anak ketiga saya, itu artinya kakak-kakaknya pasti butuh perhatian juga donk
dari saya dan suami, memang cukup pelik bila disituasi seperti ini, dan
ini juga dialami oleh para orang tua yang saya temui di tempat terapi
Hania.
Menjadi
orang tua dengan anak berkebutuhan khusus memang melelahkan, tapi tak
ada salahnya memberikan waktu untuk kita sendiri boleh lah dibilang me time, tapi saya lebih setuju kalau dibilang sedikit menghentikan waktu.
Saya menggunakannya dengan menulis dan ikut beberapa event yang saya anggap bermanfaat, dan menghasilkan tentunya.. teteup
Menurut
saya poin-poin itu layak diperhatikan buat para orang tuan dengan anak
berkebutuhan khusus, masih banyak hal lain yang bisa ditambahkan mungkin
pembaca tulisan ini berkenan menambahkan, agar bisa jadi penyemangat
buat yang lain, saya persilahkan.
No comments:
Post a Comment