Saat melihat anak kecil yang gembul dengan pipi montok dan menggemaskan apa
yang spontan kita lakukan..?
Pasti langsung mencubit sambil bilang “ iiihh... lucunya”
Padahal dibalik kemontokan dan kemumblukan si anak ini ada banyak bahaya
penyakit yang mengintai lhoo... enggak percaya, keep reading artikel ini..
Pada hari Selasa tanggal 23 Agustus 2016 kemarin saya diundang oleh salah satu forum diskusi yang sering membahas masalah kesehatan, yaitu NGOBRAS (Ngobrol Bareng Sahabat) dan kebetulan mengangkat tema :
“ Cegah Obesitas Anak dengan Main di Luar”
Acara talkshow santai tapi sarat isi ini dihadiri beberapa media online
maupun cetak, yang sering mengangkat isu tentang kesehatan pastinya.
Saat memasuki area acara di restoran Locanda, salah satu restoran yang
berada di bilangan Sudirman, Jakarta, saya agak bingung karena terpampang
spanduk produk sabun disitu, agak ragu juga pas mau masuk... ternyata Nuvo
Family salah satu produk kebutuhan keluarga yang diproduksi Wings ini memang
sedang gencar berkampanye #Yukmaindiluar dan sepertinya tema diskusi kali ini
sangat cocok dengan campaign ini, jadi yaah.. sekalian kita dapat product
knowledge tentang Nuvo ini, ok juga sih..
Diskusi kali ini
menghadirkan Spesialis Kedokteran Olahraga dan pemerhati
kebugaran anak Dr. Indarti Soekotjo SpKO, psikolog anak dan keluarga Naomi Soetikno M.Psi, dan juga artis dan
founder Gerakan Indonesia Makan Sayur Sophie Navita.
Dr.Indarti ” menjelaskan bahwa karakteristik
alamiah anak-anak adalah bergerak, sejak ia dilahirkan. Ia bergerak saat
belajar telungkup, merangkak, memanjat, berjalan hingga berlari. Hanya saja,
orangtua justru sering membatasi pola alamiah anak ini, dengan berbagai alasan,
misalnya takut jatuh atau faktor kesibukan sehingga cenderung menginginkan
anaknya diam,
apalagi ditambah kesibukan orang tua yang kadang asyik sendiri dengan gadget
dan mager ( males gerak).
Padahal mau tidak mau, sadar tidak sadar apa yang kita lakukan itulah
yang akan anak kita tiru, seperti pola makan dan bagaimana kita beraktifitas
itulah yang akan dicopy plek ketiplek oleh anak kita.
Dr.Indarti juga mengatakan kalau permasalahan terbesar anak dikota besar
adalah kurangnya ruang gerak, bayangkan saja, saat bangun tidur membuka mata
anak akan mulai dimanjakan dengan tontonan di depan televisi, lalu berangkat
sekolah anak akan menggunakan mobil atau motor dengan alasan keselamatan, lalu
pulang sekolah hanya menghabiskan waktu didalam rumah kembali dengan gadget dan
televisi, karena memang lingkungan sekitar rumah yang tidak mendukung untuk
anak beraktifitas diluar, lahan terbuka semakin jarang.. lha trus anaknya mau
main dimana.
Hadir di acara diskusi itu sebenarnya
agak kurang sejalan dengan yang anak-anak saya alami, Alhamdulillah..
saya tinggal di daerah pinggiran Jakarta, tepatnya Bekasi yang dibandingkan
Jakarta memang masih lebih bersahabat lingkungannya untuk anak-anak, disini Ali
dan Hania masih bebas main layangan atau sekedar bermain petak umpet di
beberapa lahan kosong yang masih ada, tapi entah beberapa tahun lagi saya
enggak yakin, bisa jadi tanah kosong itu bakal jadi kontrakan atau rumah yang
harganya terus meroket disini, tapi untuk saat ini saya masih bersyukur lahan –
lahan ini masih ada.
Tapi meski lahan terbuka tersedia , fasilitas tersedia kalau memang kemauan
sia anak untuk beraktifitas diluar enggak ada apalagi ditambah kekuatiran Orang
tua berlebih saat anak main diluar tinggi ya sama saja... ujung-ujungnya anak
akan kembali lagi ke gadgetnya di temani sepiring keripik kentang dan susu
coklat kesukaan.
Padahal kebiasaan seperti itu yang membuat anak semakin bertambah berat
badannya, dan lama-lama anak akan overweight, itu yang ditakutkan.
Anak dengan masalah berat badan biasanya akan malas bergerak dan mulai
menimbun penyakit, enggak mau kan kasus Arya si bocah raksasa dengan bobot 190 kg yang ditayangkan
di televisi itu menyerang anak kita..
Arya dengan berat badan yang sangat berlebih , sumber foto bbc.com |
Selain masalah kesehatan fisik kesehatan psikis si anak juga akan
terganggu, sebutan “ si gendut” atau “ Gajah” biasanya membuat anak menjadi
tidak percaya diri dan cenderung menjadi tertutup.
Itulah sebabnya psikolog anak dan keluarga Naomi
Soetikno M.Psi, menjelaskan kalau anak adalah peniru ulung. Ia meniru orangtua terlebih dahulu sebelum meniru
lingkungan. Dalam hal pola makan, apa yang dimakan orangtua juga akan dimakan
oleh anak. Bahkan masalah makan pada anak, juga dipengaruhi orangtua. Naomi
mencontohkan, karena alasan menghindari anak rewel, orangtua akan membiarkan anak
makan apapun yang disukai, kapanpun anak suka. Atau, anak menolak makan sayur, dan
hanya mau makan roti dan permen saja, dan semuanya dituruti orangtua, Orangtua
mengabaikan kandungan gizi dari apa yang dimakan anak sehari-hari.
Kecenderungan
kenapa anak menjadi kelebihan berat badan karena anak dibiarkann diam tidak
aktif bertahun-tahun. “Anak yang kurang gerak atau melakukan sendentary life lebih dari 3 jam sehari, disertai snacking
tinggi gula otomatis akan menaikkan berat badan. Semakin gemuk semakin malas
anak bergerak dan pada akhirnya sampai pada tingkat kegemukan yang menurunkan
psikologisnya dan mengisolir dia dari pergaulan dengan teman-temannya. Dan dampak
jangka panjang akan berujung pada berbagai penyakit kronis saat dewasa, mulai
diabetes sampai penyakit jantung,” jelas Dr. Titi.
Ajak anak aktif bergerak ( dok.pribadi0 |
Di acara taklshow ini juga sang bintang kita Sophie Navita juga berbagi
tentang bagainama dia mengajak kedua anak laki-lakinya untuk aktif bergerak,
kedua anaknya yang sudah memasuki usia preteen ini memang sedang asyik di
dunianya sendiri, mojok dengan gadgetnya dan mulai enggak begitu asyik kalau
diajak main diluar.. toss mbak, kita senasib.
Tapi Sophie Navita ini termasuk Ibu yang oke lho kalau menurut saya dan
cukup kreatif, dia bercerita kalau memang butuh trik-trik khusus agar anak mau
main diluar dan sesaat berpisah dengan gadgetnya, apalagi sekarang mereka
tinggal di Bali yang notabene lingkungannya asyik buat beraktifitas diluar.
Sophie Navita punya banyak trik agar anak-anaknya mau main diluar |
Nuvo dan Kampanye “Yuk Main di Luar”
Tapi tak bisa dipungkiri juga meski kita senang anak-anak main diluar, tapi
sebagai Ibu tetap donk.. kekuatiran serangan kuman dan kotoran itu selalu ada.
“Tidak
perlu takut dengan keringat dan kuman dari luar. Makanya higienitas perlu
diperhatikan. Sebelum makan, sebelum memegang layar komputer, setelah bermain,
harus cuci tangan dan mandi 2 kali sehari sudah menjadi kebiasaan,” ujar Sophie
yang juga adalah brand ambassador NUVO Family.
NUVO, produk anti bakteri
produksi Wings menginisasi
gerakan “Yuk, Main di Luar!”. Merry
Christanty, Product Manager NUVO, mengajak para orang tua untuk tidak takut
mengajak anak-anaknya bermain di luar karena NUVO sebagai produk produk anti
bakteri, telah menyediakan produk perlindungan agar anak tetap bersih dan bebas
dari kuman. “Sebagai langkah pertama, kami mengadakan edukasi masyarakat
melalui media. Gerakan dan edukasi ini akan terus dilakukan di sekolah-sekolah,
perumahan dan tempat umum lainnya,” tutupnya.
NUVO
mengandung formulasi khusus dari antibacterial TCC dan Triclosan yang efektif
membunuh 100 persen kuman. Nuvo juga mengandung pelembab untuk menjaga
kelembaban kulit.
Jadi mulai sekarang kayaknya enggak ada alasan lagi untuk sesekali
membiarkan anak-anak main diluar .
Main di luar juga buat anak lebih aktif.
ReplyDeleteiya.. kalau anak aktif bergerak jadi ga gampang sakit.
Deletemain di luar agar anak aktif bergerak, belaajr bersosialisasi dengan teman-temannya
ReplyDeletesetuju banget...
Deleteayoooo main di luaarrrr,
ReplyDelete:)
ayoo..
DeletePerlu peran kompak dalam keluarga ya untuk mendukung anak supaya bs aktif berkegiatan di luar ruangan ;)
ReplyDelete