Virus HIV tidak akan berpindah hanya dengan duduk bersama
Virus HIV tidak akan berpindah karena kita bertetangga dengan ODHA (Orang Dengan HIV Aids)
Ternyata banyak sekali yang saya belum tahu atau memang terkadang saya tidak mau tahu padahal mereka ada disekitar kita, dan virus ini bisa saja menyerang siapa saja, termasuk Ibu Rumah Tangga biasa seperti saya, dan penyebaran terbesar memang terjadi lewat hubungan seksual dan penggunaan jarum suntik bersama orang yang terjangkiti virus HIV.
Saya bahkan tidak pernah tahu atau tepatnya tidak perduli kalau orang yang terjangkiti virus HIV dan penderita AIDS itu berbeda, didalam benak saya seorang yang mempunyai virus HIV ditubuhnya pastinya dia sudah sangat lemah, berkulit sangat kusam dengan banyak benjolan ditubuhnya, tapi semua pendapat konyol saya itu seperti menguap begitu saja bersama gemuruh suara seorang teman blogger yang ternyata juga terjangkiti virus HIV ditubuhnya, dia masih terlihat segar dan enerjik, senyumnya terkembang bersama omonan-omongannya didepan kami semua siang itu di acara " Blogger Perempuan Bicara HIV" dialah Mbak Ayu, yang juga aktif di IPPI ( Ikatan Perempuan Positif Indonesia), saya sempat tidak percaya kalau dia terjangkiti virus yang katanya didapat dari suaminya yang mejadi korban narkoba, Mbak Ayu terlihat sehat dan ceria dengan pengobatan teratur yang dia lakukan.
Tak bisa dipungkiri saat kita berbicara masalah seks, HIV dan Aids tidak semudah saat kita membicarakan masalah kesehatan lain, sangat tabu, bahkan dibeberapa kesempatan seseorang seperti ingin memotong pembicaraan kita dan mengatakan
" please deh.. jangan ngomongin HIV, kita kan Ibu rumah tangga baik-baik, enggak nakal, enggak pernah selingkuh, berhubungan badan juga cuma dengan suami kita"
Tapi tunggu dulu... ternyata dari data yang ada dari 68 ribu lebih penderita AIDS peringkat pertama dengan jumlah 9 ribuan lebih adalah Ibu Rumah Tangga, naah... kalau sudah seperti ini apa kita masih mengangap kalau semua yang terjangkiti virus HIV dan menderita AIDS itu hanya para perempuan yang memiliki konotasi atau rapor merah dalam pandangan kita? pikirkan lagi.
Hal ini yang sama terjadi pada Mbak Ayu sang narasumber acara yang digagas KPA (Komisi Penanggulangan AIDS) Nasional ini, acara yang dikhususkan untuk memberikan informasi kepada para blogger agar diteruskan kepada seluruh penikmat bacaan online tentang penanganan dan bagaimana seharusnya kita bersikap terhadap para ODHA ini, selain juga menyebarkan kewaspadaan pada diri kita sendiri akan cara berpindahnya virus ini.
Kembali pada temuan kalau jumlah terbesar perempuan yang terjangkiti virus HIV adalah para Ibu Rumah tangga adalah bukti kalau ternyata masih lemahnya posisi seorang perempuan di dalam sebuah hubungan perkawinan, dan kurang terbukanya komunikasi antara suami dan istri, dari mana para Ibu RT ini mendapatkan virus itu? ya dari suaminya, yang besar kemungkinan suami-suami ini gemar "jajan" diluaran.
Lemahnya keterbukaan komunikasi antara suami dan istri sering terjadi di beberapa keluarga yang sering menganggap kalau lelaki adalah penguasa dan bisa melakukan segalanya, hal ini disampaikan dr.Maya yang juga menguatarakan keterbukaan dalam dalam suatu hubungan sangat penting, juga untuk masalah yang sangat sensitif sekalipun, masalah seks misalnya, coba kita bayangkan betapa sedikitnya para istri yang berani meminta ke suami untuk melakukan tes HIV? padahal dari tes di awal terjangkit akan bisa menurunkan resiko terburuk dan tidak menularkannya kepada istri.
Di kesempatan ini kami para blogger juga di jelaskan apa saja usaha pemerintah dalam mengatasi tersebarnya virus HIV ini dengan menyediakan sekitar 1.958 layanan konseling dan tes HIV sukarela termasuk yang diprakarsai oleh petugas kesehatan, selain itu temuan kasus HIV yang semakin meningkat menunjukkan kalau pendataan dan pengobatan sudah mulai tersebar keseluruh provinsi di Indonesia, dan angka kematian menurun setiap tahun.
Tak bisa dipungkiri saat kita berbicara masalah seks, HIV dan Aids tidak semudah saat kita membicarakan masalah kesehatan lain, sangat tabu, bahkan dibeberapa kesempatan seseorang seperti ingin memotong pembicaraan kita dan mengatakan
" please deh.. jangan ngomongin HIV, kita kan Ibu rumah tangga baik-baik, enggak nakal, enggak pernah selingkuh, berhubungan badan juga cuma dengan suami kita"
Tapi tunggu dulu... ternyata dari data yang ada dari 68 ribu lebih penderita AIDS peringkat pertama dengan jumlah 9 ribuan lebih adalah Ibu Rumah Tangga, naah... kalau sudah seperti ini apa kita masih mengangap kalau semua yang terjangkiti virus HIV dan menderita AIDS itu hanya para perempuan yang memiliki konotasi atau rapor merah dalam pandangan kita? pikirkan lagi.
Hal ini yang sama terjadi pada Mbak Ayu sang narasumber acara yang digagas KPA (Komisi Penanggulangan AIDS) Nasional ini, acara yang dikhususkan untuk memberikan informasi kepada para blogger agar diteruskan kepada seluruh penikmat bacaan online tentang penanganan dan bagaimana seharusnya kita bersikap terhadap para ODHA ini, selain juga menyebarkan kewaspadaan pada diri kita sendiri akan cara berpindahnya virus ini.
Kembali pada temuan kalau jumlah terbesar perempuan yang terjangkiti virus HIV adalah para Ibu Rumah tangga adalah bukti kalau ternyata masih lemahnya posisi seorang perempuan di dalam sebuah hubungan perkawinan, dan kurang terbukanya komunikasi antara suami dan istri, dari mana para Ibu RT ini mendapatkan virus itu? ya dari suaminya, yang besar kemungkinan suami-suami ini gemar "jajan" diluaran.
dr.Maya yang blak-blakan bicara masalah yang sensitif |
Lemahnya keterbukaan komunikasi antara suami dan istri sering terjadi di beberapa keluarga yang sering menganggap kalau lelaki adalah penguasa dan bisa melakukan segalanya, hal ini disampaikan dr.Maya yang juga menguatarakan keterbukaan dalam dalam suatu hubungan sangat penting, juga untuk masalah yang sangat sensitif sekalipun, masalah seks misalnya, coba kita bayangkan betapa sedikitnya para istri yang berani meminta ke suami untuk melakukan tes HIV? padahal dari tes di awal terjangkit akan bisa menurunkan resiko terburuk dan tidak menularkannya kepada istri.
Di kesempatan ini kami para blogger juga di jelaskan apa saja usaha pemerintah dalam mengatasi tersebarnya virus HIV ini dengan menyediakan sekitar 1.958 layanan konseling dan tes HIV sukarela termasuk yang diprakarsai oleh petugas kesehatan, selain itu temuan kasus HIV yang semakin meningkat menunjukkan kalau pendataan dan pengobatan sudah mulai tersebar keseluruh provinsi di Indonesia, dan angka kematian menurun setiap tahun.
aku juga jadi lebih h banyak belajar tentang HIV AIDS dari acara ini
ReplyDeleteToss Winda...:)
Deletewah ini Ayu yang dari Bandung ya, lama gak ketemu
ReplyDeleteIya Mbak.. dari Bandung.
Delete