Thursday, February 4, 2016

Terapi Untuk Anak Batuk Di Klinik Fisioterapi


Pernah mengalami anak batuk sampai parah dan kesusahan mengeluarkan dahak sampai mengganggu tidur malamnya?

Saat anak batuk biasanya itu merupakan sinyal kalau ada yang tidak beres disaluran pernapasannya, bisa jadi dahak yang mengental dan minta dikeluarkan atau ada alergi tertentu.

Baca juga anak kuat dari dalam dengan asupan gizi dalam keadaan alami

Beberapa waktu yang lalu Hania anak ke3 saya mengalami batuk yang lumayan parah dan sangat mengganggu, saat malam apalagi, batuk-batuk terus sampai memerah mukanya, ditambah lagi dia punya riwayat asma makin bikin kuatir saja, sudah saya coba memberikan obat batuk anak tapi hanya hilang sebentar batuknya dan kembali muncul beberapa jam kemudian.

Saya berinisiatif untuk membawanya ke Dokter Spesialis Anak di klinik dekat rumah, dokter meresepkan obat batuk dan menyarankan untuk melakukan terapi untuk anak batuk di klinik Fisioterapi untuk mengurangi frekuensi batuknya dan mengeluarkan atau mengencerkan dahak yang terjebak di saluran pernapasan Hania, tapi karena di klinik itu tidak ada Fisioterapi jadi dokter merujuk saya untuk melakukan terapi di Rumah Sakit terdekat, akhirnya saya pilih Rumah Sakit Mitra Bekasi timur, selain dekat juga fasilitasnya terkenal bagus.

Untuk terapi anak batuk yang lumayan kronis bisa dilakukan 6 X terapi dengan 3 tahapan yang harus dijalani, yaitu :

1.    Di uap ( Inhalasi )  untuk tahap ini anak diberikan obat melalui satu alat namanya Nebulizer , dipasang seperti memakai masker dan obat dimasukkan ke dalam alat, saat alat dinyalakan maka uap akan keluar, fungsinya untuk membuka jalan napas dan mengencerkan dahak.

2.    Di sinar  , bagian punggung dan dada anak disinari dengan alat khusus selama 20 menit ( 10 menit punggung dan 10 menit dada) ada rasa hangat saat alat yang mengeluarkan sinar ultra violet itu menyentuh kulit dada dan pungung anak, terapisnya mengatakan kalau sinar ini sama dengan sinar matahari pagi.

3.    Di Puk-puk ( massage) istilah puk-puk umum digunakan terapis untuk menyebut tahap terakhir ini, daerah yang di lakukan pemijatan biasanya punggung dan dada, tapi kebanyakan punggung dengan diolesi sedikit krim hangat, tangan terapis ini sangat terampil, ada dua gerakan utama pemijatan yaitu menepuk dan memberikan semacam getaran pada punggung anak, untuk yang getaran ini saya takjub banget, tangan terapis bisa bergetar seperti ada mesinnya, pernah saya mencobanya tapi hasilnya lain sekali dengan gerakan tangan terapis yang memijat punggung Hania, memang butuh keahlian dan pelatihan khusus untuk itu yah..

Ketiga tahap itu bisa diselesaikan dalam waktu tak sampai satu jam, tapi akan lain kalau antrian sedang panjang dan terapis mengerjakan pasien lain.

Sebenarnya dari ketiga proses terapi itu tidak ada yang menyakitkan tapi mungkin anak merasa tidak nyaman jadi tak sedikit yang berontak dan nangis enggak berhenti-berhenti, dan ini selalu terjadi pada Hania, dari terapi pertama sampai ke 6 Hania selalu berontak dan mulet-mulet enggak karuan, jadi tiap kali terapi merupakan perjuangan buat saya dan Abinya.

Dahak yang dikeluarkan tdak selalu lewat hidung dan mulut tapi terkadang lewat feses saat si anak buang air besar, tapi untuk jaga-jaga boleh bawa selimut atau kain bersih untuk membersihkan dahak yang keluar, biasanya ada beberapa anak yang mengeluarkannya sambil muntah, jadi alasin tempat tidur anak dengan kain yang kita bawa di bagian kepalanya, enggak enak kan kalau tempat tidur klinik terapi kena muntah anak kita.

Juga jangan lupa bawa gendongan, karena terkadang posisi paling enak saat diuap itu sambil kita gendong  dan peluk, sekali lagi semua proses ini sebenarnya tidak menyakitkan koq..

O iya biasanya sebelum memulai terapi yang pertama kita diharuskan berkonsultasi dulu dengan Dokter Ahli  Fisioterapi, juga saat menyelasaikan rangkaian terapi, Dokter Fisioterapi akan kembali mengecek kemajuan hasil terapi.

Jadi kalau anak kita di anjurkan Dokter untuk menjalankan serangkaian terapi untuk anak batuk di klinik Fisioterapi, maka ketiga tahap itulah yang harus dijalani, setidaknya itu yang dialami Hania di Klinik Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Mitra Bekasi timur, kalau untuk Rumah Sakit lain saya tidak tahu prosedurnya seperti apa, tapi biasanya kurang lebih sama.

14 comments:

  1. sekrang anakmu sudah jauh lebih baik, kan?...thanks juga buat infonya

    ReplyDelete
  2. Saya pnya alat disfuser di rmh mbak kl pilek pakai itu alhamdulilah ngk prnh sampe parah dan perlu ke rumah sakit

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya sebenernya harus punya alat-alat seperti itu yah dirumah..

      Delete
    2. This comment has been removed by the author.

      Delete
  3. wah makasih infonya, dulu sih jaman anak aku masih kecil paling diupa saja di rumah ya, sekaarng semakin cangih saja

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mbak.. sebenarnya ini pengembangannya saja.

      Delete
    2. iya mbak.. sebenarnya ini pengembangannya saja.

      Delete
  4. Semoga cepat sembuh Mbak untuk anaknya ;)

    ReplyDelete
  5. sama seperti anak saya,batuk periksa di dokter umum,2 minggu belum ada perubahan..akhirnya ke spesialis anak..karena 2 minggu dahaknya masih kental dianjurkan untuk nebu & sinar 3x karena anak saya punya riwayat pneumoni,takutnya itu kambuh

    ReplyDelete